Utang bagai dua mata pisau, di sisi satu bermanfaat untuk mencapai tujuan finansial, tapi di sisi lainnya menjadi jerat yang sulit dilepaskan. Banyak orang yang terjebak dalam lingkaran utang bukan karena kurangnya pemahaman dan perencanaan keuangan yang matang.

Mengetahui faktor faktor yang memengaruhi hutang dapat membantu kita untuk lebih bijak dalam mengelola uang dan utang.

Di dalam artikel FLIN ini, Anda akan mengetahui penjelasan lengkap penyebab terlilit utang dan tips mengatasinya. Mari simak selengkapnya!

Kalkulator Program Dana Talangan

Dapatkan estimasi cicilan dan cek kelayakan Anda.

4.00%
24 Months
Kebutuhan primer, edukasi, dll.
Rp 0.00
Rp 0.00
Rp 0.00

*Syarat dan Ketentuan Berlaku

Ajukan sekarang

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Seseorang Terjebak Utang

Berikut ini faktor yang menyebabkan seseorang terjebak utang. Dengan mengenali faktor faktor berikut ini kita bisa lebih waspada dalam mengambil langkah-langkah terkait keuangan kita.

1. Tidak Memiliki Tabungan

Menabung adalah hal penting yang bisa menjaga kesehatan keuangan, membuat kita memiliki safety net dalam menghadapi keadaan tak terduga, seperti sakit, kehilangan pekerjaan, atau biaya darurat lainnya.

Sayangnya, kebiasaan menabung masih begitu rendah di Indonesia. Berdasarkan survei GoodStats pada 2024, 7 dari 10 orang Indonesia tidak menabung. Lebih lanjut, dari hasil survei diketahui 34,5% responden lebih suka membelanjakan langsung uangnya daripada menabung.

Hal inilah yang pada akhirnya menjadi faktor banyak orang terjebak dalam siklus utang.

Cobalah sisihkan minimal 10% dari penghasilan bulanan, sekalipun nominalnya kecil. Konsistensi lebih penting.

2. Tidak Memiliki Anggaran Keuangan

Selain menabung, menyusun anggaran bulanan juga dalam membantu mengelola keuangan pribadi. Anggaran membantu kita dalam memahami arus kas, mengidentifikasi pengeluaran yang tidak perlu dan memastikan pengeluaran tidak melebihi pemasukan.

Tanpa adanya anggaran keuangan yang jelas, seseorang cenderung kehilangan kendali atas keuangannya. Mereka akan sulit membedakan mana kebutuhan dan keinginan. Tanpa sadar pengeluaran bisa membengkak, dan akhirnya mendorong mereka berutang untuk menutupi kekurangan dana.

Keadaan ini bisa diperparah lagi ketika seseorang tersebut tidak bisa mengukur kemampuan untuk membayar cicilan atau utang, mereka sulit keluar dari jeratan utang.

Maka dari itu, cobalah mulai membuat anggaran sederhana misalnya dengan metode budgeting 50-30-20 rule, di mana Anda mengalokasikan 50% untuk kebutuhan pokok, 30% untuk keinginan, dan 20% untuk tabungan dan investasi.

Baca Juga: Metode Budgeting 50-30-20: Memahami Konsep dan Manfaatnya

3. Tidak Bisa Membedakan Kebutuhan dan Keinginan

Tidak bisa dipungkir di era konsumerisme seperti saat ini, garis batas antara kebutuhan dan keinginan sering kali kabur. Hal ini yang pada akhirnya membuat banyak orang terjebak utang.

Ditambah lagi saat ini berutang pun semakin mudah, bisa dengan pinjaman online, paylater, ataupun cicilan nol persen. Akhirnya ini menjadi cara instan seseorang untuk memenuhi perilaku impulsif membeli barang yang sebenarnya tidak mereka butuhkan. Padahal, kebutuhan primer adalah hal utama yang harus diprioritaskan.

Cara sederhana yang bisa kita lakukan untuk membedakan kebutuhan dan keinginan adalah coba tanyakan pada diri sendiri “Apakah saya masih bisa hidup tanpa membeli ini selama seminggu ke depan?” Jika jawabannya ya, itu mungkin hanya keinginan.

4. Sifat Konsumtif yang di Luar Batas

Penyebab terlilit utang bisa juga dari sifat konsumtif yang dipengaruhi media sosial dan FOMO. Karena alasan ini seseorang bisa rela berutang demi memenuhi gaya hidup yang melebihi kemampuannya dengan alasan ingin “menyamai” standar yang sedang jadi tren.

Perilaku konsumtif ini bisa kita tekan dengan menerapkan delayed gratification atau menunda pembelian selama 3-7 hari. Dengan cara ini, kita akan sadar bahwa itu hanya keinginan sesaat.

5. Mengajukan Kredit tanpa Perencanaan yang Tepat

Mengajukan kredit saat ini sangat mudah, dengan adanya banyak aplikasi pinjaman online. Tapi tanpa perencanaan yang matang itu justru jadi pintu gerbang yang menjerumuskan seseorang dalam masalah finansial dan lingkaran utang.

Ketika mengajukan kredit, kebanyakan orang hanya fokus pada jumlah uang yang diterima, tanpa memperhitungkan bunga, biaya administrasi, dan kemampuan membayar cicilan tiap bulan. Bahkan, mereka berani mengambil pinjaman dari beberapa aplikasi atau bank tanpa punya strategi pembayaran yang jelas.

Mengambil kredit tidaklah salah, tapi agar Anda tidak terjebak dalam lingkaran utang, sebelum mengajukan pinjaman coba hitung rasio utang terhadap pendapatan bulanan. Idealnya cicilan tidak melebihi 30% dari penghasilan.

Dapatkan Solusi Bebas Utang Bersama FLIN

Utang, bukanlah musuh tapi harus dikelola dengan strategi yang matang. Mulai memperbaiki kebiasaan keuangan bisa membantu hidup lebih tenang dan bebas dari beban utang.

Namun, jika Anda mulai kewalahan mengelola utang, coba dapatkan solusi terlilit hutang​ dari FLIN.

Melalui Program Dana Talangan, FLIN akan membantu mengonsolidasikan utang dan memberikan dana talangan untuk melunasi seluruh utang Anda.

Nantinya, Anda hanya akan membayar satu cicilan dan bunga tiap bulannya kepada FLIN dengan jumlah cicilan yang lebih ringan dan tenor fleksibel.

Tidak hanya membantu melunasi utang, tapi FLIN juga berperan sebagai konsultan pinjol di Indonesia yang memberikan edukasi literasi keuangan. Melalui langkah ini, harapannya adalah agar klien bisa lebih bijak lagi dalam mengatur dan mengelola keuangan, sehingga benar-benar bisa merdeka dari utang. 

Ayo, ajukan konsultasinya sekarang, gratis!

Ambil Langkah Pertama Menuju Hidup Bebas Utang

Pengelolaan pinjaman demi masa depan yang tenang bisa terselesaikan dengan mudah dan aman bersama FLIN

Ambil Langkah Pertama Menuju Hidup Bebas Utang