Indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia seperti dilansir dari Goodstats adalah sebesar 66,46%. Ini naik 20% dibandingkan tingkat literasi masyrakat pada tahun 2022 seperti dilansir dari OJK. Meski naik, data ini menunjukkan bahwa hanya sekitar separuh penduduk Indonesia yang “melek finansial”. Artinya, masih banyak orang yang belum memahami cara mengelola keuangan individu, termasuk dalam hal utang dan risikonya.
Pada kenyataannya, utang memiliki risiko yang cukup besar. Utang yang tidak dikelola dengan baik akan memberi dampak serius, tidak hanya bagi kehidupan individu, tapi juga memengaruhi ranah profesionalnya.
Dalam artikel ini, kita akan membahas risiko utang terhadap karir, serta langkah-langkah praktis yang bisa Anda lakukan agar beban finansial tidak merusak masa depan profesional.
Risiko Utang yang Menumpuk Terhadap Karir
Sekilas, utang tampak seperti urusan pribadi. Padahal, ketika beban utang sudah memengaruhi kinerja bahkan relasi di kantor, utang pun menjadi persoalan profesional.
Berikut ini empat bentuk efek utang yang menumpuk terhadap karir:
1. Risiko Kesehatan Mental
Memiliki utang yang menumpuk dapat menimbulkan tekanan psikologis serius yang berdampak pada kesehatan mental. Rasa cemas dan khawatir yang terus-menerus bisa mengaburkan fokus dan kestabilan emosi saat bekerja.
Dalam kondisi yang lebih parah, beban finansial ini bisa menyebabkan gangguan tidur, penurunan kepercayaan diri, kesulitan berinteraksi secara sosial, hingga risiko depresi.
2. Performa Kerja yang Turut Terpengaruh
Jika masalah utang tidak segera ditangani, fokus kerja akan mudah teralihkan oleh kekhawatiran tentang cicilan dan penagihan. Kondisi ini dapat melemahkan konsentrasi dan pada akhirnya bisa menurunkan produktivitas dan kualitas pekerjaan.
Dalam kondisi tertentu, karyawan bahkan bisa mengalami peningkatan absensi karena gangguan kesehatan fisik dan mental yang dipicu oleh stres finansial. Tak hanya itu, tekanan emosional yang menumpuk karena utang dapat membuat karyawan mudah terpicu pada konflik dengan rekan kerja dan atasan yang mengganggu dinamika kerja.
Baca juga: 5 Penyebab Anda Terlilit Utang: Apa Saja?
3. Mencoreng Reputasi Profesional
Reputasi profesional menjadi salah satu aspek yang bisa terkena imbas dari masalah utang menumpuk. Dalam beberapa kasus, penagih pinjaman mungkin saja langsung menghubungi kantor. Tindakan ini akan memicu ketidaknyamanan serta persepsi negatif dari rekan kerja maupun atasan.
Jika atasan mengetahui bahwa karyawannya memiliki utang besar yang sampai mengganggu kinerja, maka bukan tidak mungkin ini akan menurunkan kepercayaan mereka terhadap karyawan tersebut. Apabila hal ini terjadi berkepanjangan, risiko seperti pemotongan gaji variabel, teguran resmi, atau surat peringatan bisa saja terjadi.
4. Hambatan Jenjang Karir
Risiko utang menumpuk terhadap karir tidak berdiri sendiri. Dampak-dampak yang ditimbulkan ini bisa saling berkaitan satu sama lain. Ketika tekanan mental terus terganggu, performa kerja menurun, dan reputasi mulai tercoreng, maka efek jangka panjangnya tak terhindarkan, yaitu hambatan dalam jenjang karir.
Karyawan yang tidak bisa mengatur finansial dan emosionalnya dengan baik otomatis akan sulit mendapat kepercayaan untuk mengemban tanggung jawab yang lebih besar. Apalagi jika posisi tersebut cukup sensitif terhadap keuangan dan membutuhkan kredibilitas tinggi. Untuk lebih jelasnya, bisa Anda cek di video ini.
Akumulasi risiko ini bisa bermuara pada “pengeluaran secara halus” dari pekerjaan. Bentuknya bisa berupa demosi, mutasi ke divisi yang kurang berpengaruh, evaluasi kinerja subjektif, hingga tidak dilibatkan dalam proyek strategis perusahaan.
Beberapa dampak tadi menunjukkan berapa fatalnya efek utang menumpuk terhadap karir. Risiko-risiko ini menyadarkan kita bahwa utang bukan hanya urusan pribadi, tetapi bisa sangat berpengaruh pada karir saat ini maupun di masa depan.

*Suku bunga flat setara dengan suku bunga menurun 3% - 4% dan setara denga APR (Annual Percentage Rate) 23% - 34%
**Klik di sini untuk melihat contoh simulasi perhitungannya.
***Klik di sini untuk memahami perbedaan perhitungan suku bunga flat vs suku bunga menurun
Simulasi Cicilan
×Simulasi cicilan untuk mitra penyalur pinjaman kami dengan suku bunga flat 2.15% per bulan.
Dana talangan Rp25 juta:
- Bunga 24 bulan: Cicilan sekitar Rp1.6 juta per bulan dengan total bayar Rp39.79 juta (Estimasi APR ±28,18%)
- Bunga 36 bulan: Cicilan sekitar Rp1.3 juta per bulan dengan total bayar Rp46.57 juta (Estimasi APR ±27,39%).
Dana talangan Rp100 juta:
- Bunga 24 bulan: Cicilan sekitar Rp6.6 juta per bulan dengan total bayar Rp159.18 juta (Estimasi APR ±28,18%)
- Bunga 36 bulan: Cicilan sekitar Rp5.1 juta per bulan dengan total bayar Rp186.27 juta (Estimasi APR ±27,39%).
Apa yang Harus Dilakukan agar Utang Tidak Memengaruhi Karir?
Agar utang tidak memengaruhi karir, terdapat beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menjaga kestabilan finansial sekaligus memastikan reputasi dan performa kerja tetap aman dan optimal:
1. Komunikasikan dengan Atasan
Jika kondisi utang sudah mulai memengaruhi performa kerja, misalnya Anda kesulitan fokus, sering absen, atau merasa produktivitas menurun drastis, penting untuk membuka komunikasi dengan atasan.
Mengapa perlu melakukan ini? Tujuannya adalah menghindari miskomunikasi. Atasan harus tahu kondisi yang sebenarnya terjadi pada Anda. Jangan sampai penurunan kinerja dianggap sebagai bentuk ketidakseriusan dan sikap tidak profesional, padahal Anda sedang berjuang menghadapi tekanan finansial yang berat.
Dalam beberapa kasus, perusahaan bisa saja jadi memberi dukungan. Misalnya menawarkan fleksibilitas jam kerja, konseling karyawan, atau rujukan ke layanan keuangan. Bagaimanapun, pastikan untuk tetap berkomunikasi dengan hati-hati dan tetap profesional.
2. Buat Rencana Pelunasan Utang
Utang tidak bisa dibiarkan begitu saja. Semakin lama dibiarkan, semakin besar dampak yang bisa terjadi. Meski terlihat rumit, Anda tetap harus mulai melangkah membuat rencana pelunasan yang terstruktur.
Langkah pertama bisa dimulai dengan mencatat seluruh utang yang dimiliki, mulai dari nama kreditur, jumlah pokok pinjaman, sisa cicilan, bunga, hingga waktu jatuh tempo. Kemudian, kelompokkan berdasarkan prioritas, misalnya utang dengan bunga tertinggi atau denda keterlambatan paling berat yang didahulukan.
Setelah itu, buat anggaran keuangan bulanan yang realistis. Kurangi pos pengeluaran yang tidak mendesak dan fokuskan pada pelunasan utang. Tentukan metode yang ingin dipakai, apakah snowball atau avalanche. Pastikan memiliki jadwal pembayaran rutin dan selalu catat progresnya.
Jika memungkinkan, cari penghasilan tambahan untuk mempercepat proses pelunasan dan mengurangi tekanan.
Baca juga: Cara Melunasi Utang Bank Lebih Cepat: Strategi Efektif dan Tips Praktis
3. Konsultasi ke Financial Planner
Menghadapi utang yang besar dan kompleks bisa terasa membingungkan. Dalam situasi seperti ini, Anda bisa coba berkonsultasi dengan financial planner profesional. Mereka dapat membantu menganalisis kondisi keuangan secara objektif dan menyusun strategi pelunasan utang yang realistis.
Selain itu, financial planner juga bisa membantu Anda mengatur ulang dan memberi panduan untuk kondisi keuangan Anda dalam jangka panjang. Sehingga, Anda tidak hanya melunasi utang tapi juga membangun ulang fondasi keuangan yang lebih sehat.
4. Gunakan Jasa Konsolidasi Utang
Jika Anda memiliki banyak jenis utang, misalnya utang KTA, pinjol, kartu kredit, maupun pay later, dan kesulitan dalam mengaturnya, jasa konsolidasi utang bisa menjadi solusi tepat. Cara kerja konsolidasi utang adalah dengan menggabungkan seluruh utang dalam satu sistem pembayaran yang lebih ringan dan teratur.
Jasa konsolidasi utang tidak hanya menyederhanakan aspek teknis pembayaran, layanan ini umumnya mencakup dukungan secara menyeluruh, mulai dari konsultasi awal, negosiasi langsung dengan kreditur untuk restrukturisasi utang, hingga menyusun rencana pembayaran yang sesuai dengan kondisi Anda.
Salah satu penyedia jasa konsolidasi utang yang terpercaya di Indonesia adalah FLIN. Melalui Program Dana Talangan, FLIN hadir untuk membantu individu yang menghadapi kesulitan utang agar dapat keluar dari tekanan finansial dengan cara yang lebih terstruktur, sistematis, dan sesuai regulasi.
Tak hanya fokus pada penyelesaian utang, FLIN juga memberikan layanan pendampingan untuk manajemen keuangan pribadi dan memperkaya literasi keuangan klien. Dengan pendekatan yang edukatif, FLIN mendorong masyarakat untuk tidak hanya bebas dari utang, tetapi juga membangun kebiasaan finansial yang lebih sehat di masa depan.
Kesempatan dalam pengembangan karir bisa datang tanpa diduga, jangan sampai masalah utang malah jadi penghalang. Ajukan konsultasi utang sekarang dan #AturUlangHidupmu bersama FLIN!
Langkah bijak hari ini Untuk hidup yang lebih terkendali
Merdeka dari hutang bukan sekedar mimpi. Temukan solusi menyelesaikan hutang terbaik dengan FLIN dan #AturUlangHidupmu!
