Pernahkah gajimu selalu habis untuk mencicil hutang? Selamat, kamu terjebak di hutang konsumtif! Beda banget sama jenis hutang lainnya, yang bukannya bikin uang habis, tapi makin tambah banyak yaitu hutang produktif. 

Bedanya hutang konsumtif dan hutang produktif akan tertuang jelas di artikel FLIN ini. Biar kamu makin pinter atur uang dan bebas dari hutang yang bikin dompet makin tipis. Cek pembahasan tentang utang produktif vs  utang konsumtif berikut ini!

Pengertian Utang Produktif VS Utang Konsumtif

Sebelum membahas perbedaannya, yuk pahami terlebih dahulu pengertian dari apa itu hutang produktif dan apa itu hutang konsumtif:

Hutang Produktif

Hutang produktif adalah meminjam uang yang digunakan untuk tujuan kebutuhan modal atau investasi pada aset yang akan meningkatkan penghasilanmu. Sederhananya, kamu berhutang agar uangnya “bekerja” untukmu dan bisa menghasilkan pendapatan lebih banyak lagi. 

Kalau kamu pintar mengatur strategi dalam berbisnis dan berinvestasi dengan modal hutang produktif ini. Maka, setelah cicilan hutang produktif selesai, aset dan penghasilan dari bisnis mu akan terus masuk ke dalam kantongmu. 

Contoh hutang produktif adalah ketika kamu ingin menambah modal untuk membeli peralatan yang mendukung produktivitas dari bisnismu. Lalu, contoh lainnya adalah investasi properti, dimana properti tersebut bisa kamu sewakan atau dijadikan penginapan. 

Selain itu, kamu bisa gunakan hutang produktif ini untuk investasi pendidikan seperti biaya kuliah atau kursus sehingga kamu bisa naik pangkat atau mendapatkan kenaikan pendapatan di masa depan dengan skill baru dari belajar di kursus. 

Hutang Konsumtif

Sedangkan, hutang konsumtif adalah uang yang dipinjam dan digunakan untuk barang yang tidak bertambah nilainya (liabilitas) atau hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 

Contoh dari hutang konsumtif ini adalah uang yang kamu pinjam untuk membeli baju bermerk untuk dipamerkan, atau meminjam uang untuk membeli mobil tapi sebenarnya tidak digunakan setiap hari. 

Akan tetapi, ada pembelian barang yang bisa masuk ke dalam kategori hutang konsumtif, tapi jika ditelaah bisa masuk ke dalam kategori hutang produktif. Yaitu jika ternyata barang yang dibeli bisa meningkatkan produktivitas dalam bekerja, seperti membeli gadget baru atau laptop baru. 

Perbedaan Utang Konsumtif dan Utang Produktif

Setelah mengetahui pengertian dari hutang produktif vs hutang konsumtif., selanjutnya kita perlu mengetahui perbedaan antara kedua jenis utang tersebut. Supaya kedepannya kamu tidak salah dalam memilih dan tidak berdampak buruk pada kondisi keuanganmu. 

1. Tujuan Penggunaan

Pada masing-masing hutang, terdapat tujuan yang berbeda. Untuk hutang produktif, tujuan penggunaannya adalah untuk meningkatkan potensi dari diri sendiri sehingga bisa meningkatkan taraf hidup. Contoh tujuan dari penggunaan hutang produktif adalah untuk modal usaha, investasi aset, atau biaya pendidikan.

Sedangkan, tujuan dari hutang konsumtif adalah untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan yang tidak menghasilkan nilai lebih. Contohnya adalah menggunakan dana pinjaman untuk membeli Handphone keluaran terbaru, padahal Handphone lama masih berfungsi dengan baik. Atau mengambil pay later untuk staycation padahal hutang masih menumpuk. 

2. Jumlah Hutang yang Dipinjam

Bedanya hutang produktif dan hutang konsumtif adalah jumlah nominal yang bisa dipinjam. Biasanya, hutang produktif lebih besar karena dananya untuk modal usaha dan lainnya. Contoh kredit yang bisa diambil untuk hutang produktif adalah kredit investasi atau kredit modal kerja. 

Lalu, hutang konsumtif berjumlah lebih kecil dari hutang produktif. Karena, banyak pemberi hutang hanya memberikan jumlah kecil untuk keperluan konsumtif. 

3. Durasi Hutang 

Hutang  produktif vs hutang konsumtif juga bisa dibedakan dari durasi cicilan hutangnya. Secara umum, hutang  konsumtif memiliki jumlah yang lebih sedikit sehingga tenor atau durasi pembayaran cicilan hutangnya juga lebih pendek, seperti cicilan 3 bulan, 6 bulan, atau 12 bulan. 

Beda dengan hutang produktif yang dana pinjamannya  lebih besar, maka pengembalian uang pinjamannya pun makin lama. Wajar banget kalau durasi hutang produktif yang panjang, karena apabila dananya untuk modal maka ada proses untuk balik modal dan sebagainya. 

4. Level Resiko 

Ketahuilah bahwa semua hutang pasti ada risikonya. Bedanya kalau hutang produktif risikonya cenderung lebih terukur. Karena, sebelum mengajukan hutang, pasti kamu sudah punya perencanaan yang matang dan strategi keuangan untuk meminimalisir risiko. Seperti, sudah punya rencana untuk mengembalikan modal yang sesuai dengan kemampuan, serta kapan harus meminjam dan kapan akan selesai cicilannya. 

Berbeda dengan hutang konsumtif, dimana risikonya bisa lebih tinggi, apalagi jika tidak diimbangi dengan kemampuan finansial yang stabil. Kalau tidak berhati-hati, maka kamu akan terjebak hutang yang menumpuk.

Cara Menghindari Hutang Konsumtif

Kalau kamu sudah terlanjur mengambil hutang konsumtif atau ingin menghilangkan kebiasaan buruk dalam berhutang di luar kemampuanmu. 

Berikut rencana dan strategi yang bisa kamu lakukan untuk menghindari hutang konsumtif. Semoga dengan kamu melakukan cara-cara ini, kondisi keuanganmu akan menjadi lebih baik ya!

1. Identifikasi Hutangmu

Langkah pertama dan yang paling penting agar kamu memahami kondisi keuanganmu adalah identifikasi hutang. Cara ini bisa mencegahmu untuk mengambil hutang konsumtif yang baru, karena hutang konsumtif lamamu yang masih menumpuk dan belum terbayar semua. 

Catat semua detail hutang konsumtifmu, mulai dari jumlahnya, bunga, hingga jangka waktu pelunasannya. Dengan begitu, kamu jadi bisa kontrol diri untuk menghindari hutang konsumtif lainnya. 

2. Evaluasi Kartu Kredit dan Akun Pay Later-mu

Memang kartu kredit dan pay later memberikanmu kemudahan dan praktis dalam bertransaksi. Tapi, kalau kamu tidak punya kontrol yang kuat, kamu malah akan terjerumus ke lubang hutang konsumtif terus menerus. 

Hal ini dapat berdampak pada skor kreditmu, yang bisa menjadi buruk jika hutang tidak terkelola dengan baik. Penting untuk secara rutin memeriksa skor kredit melalui OJK.

Jadi, langkah selanjutnya adalah evaluasi semua kartu kredit dan akun pay later mu. Jika ada kartu kreditmu yang bunganya tinggi dan iuran tahunan yang besar, lebih baik kamu tutup saja kartu kreditnya. 

Sedangkan, jika kamu punya akses yang mudah di akun pay later mu, lebih baik kamu hapus aplikasi akun pay later dan fokus hanya untuk membayar sisa hutang yang ada.

3. Bayar Hutang Konsumtif dari Bunga Paling Tinggi

Lalu, jika kamu sudah ada hutang konsumtif yang sedang aktif. Usahakan untuk membayar hutang dengan bunga yang paling tinggi terlebih dahulu. 

Strategi ini membantumu untuk menghemat pengeluaran, karena hutang yang membuat beban keuanganmu paling berat sudah lunas paling awal. 

4. Membuat Anggaran Keuangan

Anggaran keuangan adalah cara ampuh agar kamu bisa kontrol pengeluaranmu dan menghindari belanja impulsif. Karena, jika kamu tidak punya anggaran keuangan, kamu akan terkecoh dengan bayang-bayang bahwa uangmu masih ada banyak di rekening. Padahal ternyata sudah habis untuk membeli barang berdasarkan keinginanmu saja. 

Alokasikan pendapatmu pada setiap kategori yang berbeda, seperti pos kebutuhan pokok, cicilan hutang, tabungan, dan investasi. Cara ini bisa menghindarkan dari hutang konsumtif karena kamu jadi makin sadar akan status keuanganmu saat ini. 

5. Belajar Manajemen Keuangan

Untuk mendukung strategi dalam menghindari hutang konsumtif, maka belajar manajemen keuangan adalah kewajiban. Belajar cara manajemen uang bisa menjadi bekal berharga untukmu dalam mengambil keputusan keuangan yang tepat. 

Selain itu, kamu jadi menghindari gaya konsumtif karena kamu jadi semakin paham bahwa investasi jauh lebih penting dibandingkan dengan berhutang untuk status sosial ataupun membeli barang yang tidak bertambah nilainya. 

Kamu jadi paham bahwa bukan kita yang bekerja untuk uang, tapi buat agar uang bekerja untuk kita. Konsep ini bisa kamu capai dengan belajar manajemen keuangan. 

Itulan cara agar kamu terhindari dari hutang konsumtif. Ada saatnya kamu berhutang, tapi gunakan kesempatan tersebut untuk menghasilkan sesuatu yang positif. Seperti pendapatan yang akan bertambah, aset yang makin banyak, atau skill baru yang bisa menunjang karir. 

Bagaimana FLIN Membantu Meringankan Hutang?

Setelah memahami perbedaan hutang konsumtif dan hutang produktif. Kamu jadi paham bahwa tidak semua hutang itu buruk, terutama hutang produktif yang bisa membuat pendapatanmu makin naik. Kuncinya adalah terletak pada perencaan dan pengelolaan keuangan yang baik. 

Nah, buat kamu yang sedang berjuang untuk mengatasi hutang konsumtif, jangan khawatir! Ada FLIN yang siap bantu kamu untuk meringankan beban hutangmu. FLIN hadir sebagai solusi lengkap untuk masalah hutangmu. 
FLIN bisa membantumu untuk menggabungkan semua hutangmu menjadi satu agar lebih mudah dikelola dengan bunga yang lebih ringan dengan konsolidasi pinjaman pay later dan cicilan kartu kredit, mencari pinjaman baru dengan bunga yang lebih rendah untuk melunasi hutang konsumtif yang lama, dan memberikan konsultasi terkait masalah finansial.

Ambil Langkah Pertama Menuju Hidup Bebas Utang

Pengelolaan pinjaman demi masa depan yang tenang bisa terselesaikan dengan mudah dan aman bersama FLIN