Debt burden ratio adalah salah satu istilah yang umum ditemukan dalam industri keuangan. Rasio ini membandingkan antara pendapatan dan beban utang yang dimiliki.
Dengan menghitung rasio ini, lembaga keuangan dan bank akan menentukan kelayakan seseorang untuk menerima pinjaman atau tidak.
Mari pahami lebih lanjut mengenai debt burden ratio dan bagaimana pengaruhnya terhadap pengajuan Program Dana Talangan FLIN dalam artikel ini!
Apa itu Debt Burden Ratio (DBR)?
Debt burden ratio adalah rasio beban utang yang menunjukkan perbandingan antara total kewajiban utang seseorang atau perusahaan dengan pendapatan atau laba bersih yang dimiliki.
Rasio beban utang ini membantu mengukur kemampuan untuk membayar utang atau mengetahui kestabilan keuangan.
Jika nilai debt burden ratio rendah, artinya calon nasabah memiliki beban utang yang kecil. Sebaliknya, jika DBR tinggi, maka calon debitur punya beban utang yang besar juga.
Dari DBR ini lembaga keuangan atau bank bisa mengetahui apakah calon debitur dapat membayar cicilan per bulan atau tidak, sebagai langkah mencegah Non-Performing Loan (NPL) atau kredit macet.
DBR juga membantu bank atau lembaga keuangan dalam menentukan besaran cicilan yang mampu dibayar nasabah setiap bulannya.Untuk mengetahui debt burden ratio, biasanya bank akan menghitung seluruh jumlah cicilan serta utang yang dimiliki calon debitur, baik itu kartu kredit, kredit tanpa agunan, maupun kredit kendaraan. Bila ternyata rasio DBR melebihi yang ditentukan bank, besar kemungkinan pengajuan pinjaman akan ditolak.
Peran Debt Burden Ratio
Debt burden ratio memiliki beberapa peran penting dalam konteks keuangan, seperti berikut ini:
1. Penilaian Kemampuan Bayar
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, debt burden ratio menjadi indikasi kemampuan calon debitur dalam membayar bunga dan pokok utangnya.
Bila DBR sangat tinggi, ini bisa menjadi tanda bahwa individu atau entitas tersebut menghadapi kesulitan dalam membayar bunga dan utangnya.
2. Menilai Kelayakan Debitur
Peran DBR selanjutnya adalah membantu bank atau Lembaga keuangan dalam menilai kelayakan calon debitur untuk mendapatkan pinjaman baru dan menjadi acuan untuk menentukan platform kredit mana yang bisa diberikan. Hal ini untuk mencegah gagal bayar dan kredit macet.
3. Digunakan Sebagai Analisis Kredit Skoring
DBR adalah salah satu komponen dalam menilai skor kredit (credit scoring). Bila rasio beban utang tinggi, semakin
4. Membantu Perencanaan Keuangan
DBR juga bisa membantu kita untuk menentukan batas maksimal cicilan yang aman, merencanakan pelunasan utang, serta menyusun prioritas pengeluaran bulanan.
Baca Juga: Metode Budgeting 50-30-20: Memahami Konsep dan Manfaatnya
Nilai Ideal untuk Debt Burden Ratio
Tiap bank menerapkan kebijakan nilai debt burden ratio yang berbeda-beda. Semakin rendah DBR akan semakin baik, karena menunjukkan bahwa pendapatan bersih bulanan memiliki kemampuan untuk membayar utang.
Secara umum, DBR yang baik ada di kisaran angka 30%-40%. Artinya pembayaran utang bulanan tidak boleh lebih dari 30%-40% dari pendapatan bersih bulanan.
Namun, perlu diingat Kembali bahwa nilai DBR yang ideal dapat bervariasi tergantung situasi finansial individu, termasuk faktor pengeluaran tetap, kebutuhan hidup, hingga faktor ekonomi lainnya.
Cara Menghitung Debt Burden Ratio
DBR umumnya dinyatakan dalam bentuk persentase. Perhitungan debt burden ratio dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut:
DBR = (total cicilan utang per bulan / pendapatan bersih per bulan) x 100%
Agar lebih jelas, mari simak simulasi berikut ini:
Susanto memiliki penghasilan bersih Rp30.000.000 per bulan. Saat ini ia ingin mengajukan KPR di Kawasan Bekasi dengan Harga Rp1 miliar. Diketahui Susanto memiliki total pinjaman kartu kredit Rp30.000.000 dan cicilan per bulan Rp3.000.000. Selain itu, Susanto juga memiliki kredit mobil dengan cicilan Rp5.000.000 per bulan.
Dari sini perhitungan DBR Susanto adalah:
Persentase DBR= (total cicilan utang per bulan) / (pendapatan bersih per bulan) x 100%
= (Rp3.000.000+Rp5.000.000)/Rp30.000.000 x 100%
= Rp8.000.000/Rp30.000.000 x 100%
Persentase DBR= 26%
Jadi, dalam contoh di atas persentase debt burden ratio adalah 26%. Angka ini masih kurang dari 30% maka kemungkinan besar pengajuan KPR Susanto bisa diterima oleh Bank.
Baca Juga: Apa itu Laporan Kredit? Pahami Kegunaan dan Cara Ceknya Secara Online
Faktor yang Memengaruhi Debt Burden Ratio
Debt burden ratio dipengaruhi oleh sejumlah faktor ekonomi dan keuangan yang dapat berubah seiring waktu.
Beberapa faktor yang memengaruhi DBR adalah:
1. Jumlah Utang
Jumlah utang menjadi faktor utama yang memengaruhi DBR. Semakin tinggi jumlah utang, semakin tinggi debt burden ratio.
2. Pendapatan
Saat pendapatan meningkat, maka rasio utang akan cenderung menurun, ini mengindikasikan bahwa individu memiliki lebih banyak kemampuan untuk membayar utang.
3. Suku Bunga
Tingkat suku bunga yang perlu dibayarkan juga menjadi faktor pada rasio beban utang.Bila suku bunga naik, biaya bunga utang akan meningkat. Hal ini dapat meningkatkan debt burden ratio.
4. Kondisi Ekonomi Makro
Keadaan ekonomi makro, seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, tingkat pengangguran, dapat memengaruhi DBR.
Keadaan ekonomi yang kuat cenderung kan menciptakan pendapatan lebih tinggi dan ini akan memengaruhi pada kemampuan pengelolaan utang yang lebih baik.
5. Pengelolaan Utang
Mengurangi DBR dapat menjadi salah satu strategi pengelolaan utang yang efisien, misalnya dengan restrukturisasi utang atau refinancing dengan suku bunga yang lebih rendah.
Apakah DBR Memengaruhi Pengajuan Program Dana Talangan FLIN?
Ya, DBR akan memengaruhi pengajuan Program Dana Talangan di FLIN. Nantinya, tim credit analyst akan melakukan pengecekan DBR dengan melihat total pengeluaran dan jumlah pembayaran cicilan tiap bulannya.
Maka dari itu, pihak FLIN akan meminta calon klien untuk melampirkan rekening koran 6 bulan terakhir dan slip gaji 3 bulan terakhir.
Hal ini dilakukan guna memastikan kemampuan calon klien dalam membayar cicilan dana talangan ke depannya supaya tidak merasa terbebani. Jika DBR dinyatakan sesuai, maka calon klien dinyatakan memenuhi kelayakan dan memiliki kemungkinan besar untuk bisa mendapatkan Program Dana Talangan.