Opsi:
- Stop Boros! Ini 7 Cara Jitu Menghindari Gaya Hidup Konsumtif
Kemudahan teknologi sedikit banyak telah berpengaruh terhadap perilaku manusia, salah satunya dalam perilaku konsumtif.
Platform e-commerce memungkinkan siapa saja berbelanja dengan mudah, kapan pun dan di mana pun, bahkan tanpa harus keluar dari rumah. Sejak pandemi COVID-19, tren ini semakin meningkat. Menurut data Bank Indonesia yang dikutip oleh Kontan, nilai transaksi e-commerce pada tahun 2024 mencapai Rp487,01 triliun, naik hampir 137% dari tahun 2019, sebelum pandemi.
Lebih dari itu, iklan kini bisa ditargetkan secara spesifik kepada audiens tertentu berdasarkan minat dan perilaku mereka. Penargetan ini membuat iklan yang muncul terasa sangat relevan dan menggoda bagi konsumen. Perilaku konsumtif pun semakin tak terbendung, karena konsumen cenderung tertarik membeli meski tidak benar-benar membutuhkan.
Lalu, mengapa perilaku konsumtif ini perlu dihindari? Dan bagaimana cara menghindarinya? Semua akan dibahas tuntas dalam artikel ini.
Mengapa Gaya Hidup Konsumtif Harus Dihindari
Gaya hidup konsumtif, yaitu kebiasaan mengeluarkan uang secara berlebihan untuk hal-hal yang tidak penting, dapat merusak kondisi keuangan pribadi.
Pengeluaran yang tak terkendali ini membuat orang hidup di luar batas kemampuannya. Akibatnya, mereka kesulitan menabung, bahkan berisiko terjerat utang hanya demi memenuhi keinginan sesaat.
Menurut survei GoodStats, hanya 30,1% responden yang tercatat memiliki tabungan. Sementara, 34,5% responden lebih memilih membelanjakan seluruh uangnya daripada ditabung. Perilaku impulsif semacam ini membuat uang cepat habis dan kebutuhan penting sering kali terabaikan.
Tanpa tabungan atau dana darurat, seseorang menjadi kurang siap menghadapi kebutuhan di masa depan, seperti biaya kesehatan atau pendidikan. Uang yang mereka miliki habis untuk hal-hal konsumtif, sementara investasi justru terabaikan.
Baca juga: 13 Cara Mengelola Keuangan
Dari sisi emosional, belanja berlebihan hanya memberikan kepuasan sesaat. Perasaan senang itu cepat menghilang, bahkan berubah menjadi rasa kecewa atau ketidakpuasan. Hal ini dapat menciptakan siklus konsumsi yang tidak sehat dengan terus membeli untuk merasa lebih baik, namun tidak pernah benar-benar puas.
Lebih jauh lagi, perilaku konsumtif juga memperburuk kondisi lingkungan. Misalnya, meningkatnya aktivitas belanja online turut memperparah masalah sampah, terutama dari kemasan sekali pakai seperti bubble wrap atau plastik pelindung.
Bahan-bahan ini umumnya langsung dibuang setelah digunakan dan sulit terurai sehingga berkontribusi pada pencemaran lingkungan dan mempercepat kerusakan alam.
Cara Menghindari Hidup Konsumtif
Setelah memahami alasan mengapa gaya hidup konsumtif perlu dihindari, penting bagi kita untuk mengambil langkah nyata agar tidak terus menerus terjebak dalam perilaku tersebut.
Berikut tujuh cara yang bisa Anda lakukan untuk menghindari hidup konsumtif:
1. Pahami Penyebab Sifat Konsumtif
Langkah awal yang paling penting adalah menyadari faktor pemicu perilaku konsumtif. Rasa stres, bosan, atau tekanan sosial bisa menjadi penyebabnya. Dengan mengenali penyebab sifat konsumtif, Anda bisa lebih waspada dan menyiapkan respon yang lebih sehat, misalnya mengalihkan ke aktivitas lain dan mengontrol dorongan belanja.
2. Tidak Mengikuti Gaya Hidup Orang Lain
Dengan meluasnya penggunaan media sosial, Anda mungkin sering tergoda untuk meniru gaya hidup orang lain. Misalnya, membeli barang bermerek atau mengikuti tren hanya demi validasi sosial, tanpa memikirkan kondisi keuangan pribadi.
Padahal, kemampuan finansial setiap orang berbeda-beda. Dengan berhenti membandingkan diri dan fokus pada kebutuhan dan kapasitas Anda sendiri, hidup akan terasa lebih tenang secara emosional dan finansial.
3. Menentukan Prioritas Kebutuhan dan Keinginan
Keinginan tidak selalu merupakan kebutuhan. Latih diri Anda untuk membedakan mana yang benar-benar Anda butuhkan dan mana yang hanya keinginan sesaat. Anda bisa mulai dengan memahami perbedaan antara kebutuhan primer, sekunder, dan tersier, agar lebih mudah menentukan prioritas pengeluaran.
Biasakan mencatat daftar kebutuhan dan berpikir matang sebelum membeli sesuatu. Jika hanya terdorong oleh keinginan, cobalah untuk menundanya. Dengan begini, pengeluaran Anda akan lebih terkontrol dan tidak mudah lepas kendali.
4. Buat Anggaran dan Tujuan Keuangan
Susun anggaran bulanan sesuai dengan penghasilan Anda, kemudian tetapkan tujuan keuangan yang realistis, seperti dana darurat dan investasi jangka panjang. Dengan begitu, setiap rupiah yang Anda keluarkan punya arah yang jelas.
5. Berani untuk Membatasi Pengeluaran
Tidak semua hal harus Anda beli sekalipun Anda mampu membelinya. Penting untuk berani mengatakan “tidak” pada pengeluaran yang tidak perlu. Buat aturan batas belanja harian, mingguan, atau bulanan, dan patuhi aturan yang Anda buat tersebut.
Jangan mudah tergoda oleh diskon, promo, atau tren sesaat. Selalu keluarkan uang dengan sadar dan penuh pertimbangan agar Anda mudah menjaga kestabilan finansial dan terhindar dari penyesalan.
6. Mengurangi Penggunaan Kartu Kredit
Keberadaan kartu kredit memang mempermudah transaksi, tetapi ibarat dua mata pisau, kemudahan ini bisa menjadi jebakan jika tidak digunakan dengan bijak. Banyak yang merasa punya “uang lebih” karena bisa membayar nanti, padahal itu adalah utang yang harus dilunasi. Jika tidak hati-hati, tagihan bisa membengkak tanpa disadari.
Untuk menghindari belanja impulsif, Anda bisa mencoba bertransaksi menggunakan uang tunai. Dengan begini, Anda akan lebih mudah menyadari seberapa banyak uang yang tersisa sehingga mendorong Anda berbelanja sesuai kebutuhan.
Baca juga: Tips dan Cara Tutup Kartu Kredit Sampai Tuntas
7. Lakukan Evaluasi Keuangan secara Rutin
Agar pengeluaran tetap terkendali, penting untuk mengevaluasi keuangan secara rutin. Selalu catat pemasukan dan pengeluaran, lalu luangkan waktu secara berkala, misalnya setiap minggu atau bulan, untuk mengecek apakah pengeluaran Anda sudah sesuai dengan anggaran dan prioritas.
Dengan melakukan evaluasi berkala, Anda bisa mengidentifikasi kebocoran keuangan, memperbaiki kebiasaan belanja, dan menyesuaikan strategi finansial agar lebih sehat dan terarah.
Menghindari gaya hidup konsumtif bukan hal yang mudah, apalagi jika telah menjadi kebiasaan bertahun-tahun. Meski begitu, dengan langkah-langkah sederhana yang konsisten, Anda tetap bisa membangun kebiasaan finansial yang lebih sehat dan penuh kendali.
Namun jika gaya hidup konsumtif di masa lalu telah membuat Anda terjebak dalam berbagai utang dan kini merasa kesulitan keluar darinya, Anda bisa mempertimbangkan solusi dari profesional, seperti Program Dana Talangan dari FLIN.
FLIN merupakan sebuah lembaga pelunasan utang terpercaya yang menyediakan program konsolidasi utang. Program ini dirancang untuk membantu Anda, terutama yang memiliki lebih dari satu utang, untuk menyatukannya menjadi satu skema pembayaran terpadu, sehingga pengelolaan keuangan menjadi lebih ringan dan terkendali.
Tutup lembaran lama penuh beban utang akibat gaya hidup konsumtif, dan mulai langkah baru menuju kebebasan finansial bersama FLIN. Kini saatnya Anda mengambil kembali kendali atas hidup dan keuangan Anda.