Banyak orang beranggapan bahwa pengeluaran akan lebih hemat selama Ramadhan. Namun yang terjadi sering kali sebaliknya.
Tradisi buka bersama, kebiasaan memborong takjil, belanja baju lebaran, hingga memberikan THR untuk keluarga tanpa disadari dapat membuat pengeluaran membengkak.
Apabila tidak dikelola dengan bijak, lonjakan biaya selama Ramadhan dapat berdampak pada kondisi finansial setelah Lebaran.
6 Cara Mengatur Keuangan di Bulan Ramadhan
Agar kondisi keuangan Anda tetap sehat, penting untuk mengatur pengeluaran dengan baik seperti yang FLIN bagikan berikut ini. Mari simak bersama-sama.
1. Pisahkan Gaji Bulanan dan THR
Tunjangan Hari Raya (THR) menjadi hal paling dinanti para pekerja pada bulan Ramadhan. Namun, banyak orang menggunakannya untuk berbelanja hingga habis tanpa tersisa.
Hal ini tidak sepenuhnya salah, tapi akan lebih bijaksana jika dimanfaatkan untuk mendukung tujuan finansial jangka panjang, seperti menabung dan berinvestasi.
Selain itu, THR dapat dialokasikan untuk kebutuhan Lebaran, seperti zakat, persiapan mudik, atau pemberian THR untuk keluarga. Sementara itu, gaji bulanan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Untuk memudahkan Anda dalam mengalokasikan keuangan, Anda dapat berpatokan pada metode budgeting 50/30/20 untuk gaji bulanan dan THR, seperti yang diilustrasikan berikut.
Sumber Pendapatan | Persentase Alokasi | ||
50% | 30% | 20% | |
Gaji bulanan | Kebutuhan pokok, termasuk:Akomodasi;Tagihan;Utang. | Hiburan, termasuk: Buka bersama;Membeli takjil;Belanja baju Lebaran. | Tabungan Investasi |
THR | Kebutuhan Lebaran, termasuk:Membayar zakat;Persiapan mudik. | Memberikan THR untuk keluarga, dll. | Dana darurat Investasi |
2. Atur Prioritas
Tidak dapat dimungkiri, keinginan berbelanja ketika Ramadhan sering kali melonjak. Banyaknya undangan buka bersama juga terkadang sulit ditolak. Namun jika dibiarkan, pengeluaran bisa membengkak.
Maka dari itu, Anda perlu menyusun skala prioritas agar keuangan tetap sehat. Utamakan pengeluaran penting terlebih dahulu, seperti membayar tagihan, utang, kebutuhan pokok, dan zakat.
Setelah kebutuhan utama terpenuhi, barulah pertimbangkan untuk membeli hal lain yang bersifat sekunder. Sebut saja baju Lebaran, bukber, atau hampers untuk teman-teman.
Hindari sifat konsumtif atau membeli sesuatu hanya karena tren atau sedang diskon. Dengan menetapkan skala prioritas yang jelas, keinginan belanja impulsif pun akan lebih terkendali dan keuangan tetap sehat hingga akhir Ramadhan.
3. Tahan Hawa Nafsu
Hidup di era digital bukanlah hal mudah. Setiap hari, Anda terpapar dengan banyaknya iklan penawaran diskon yang menggiurkan. Belum lagi berbagai tren yang membuat FOMO (Fear of Missing Out) hingga mendorong belanja hal yang tidak penting.
Namun saat terus mengikuti hawa nafsu, Anda harus siap menanggung akibatnya. Di akhir bulan, kondisi keuangan bukan tidak mungkin memprihatinkan.
Untuk menghindari hal ini, Anda perlu membedakan antara keinginan dan kebutuhan. Sebelum membeli sesuatu, tanyakan pada diri sendiri apakah barang tersebut benar-benar dibutuhkan atau hanya sekadar dorongan emosional. Tunda pembelian selama beberapa hari untuk menilai apakah barang tersebut hanya keinginan sesaat.
Baca Juga: 7 Cara Menghasilkan Uang Tambahan di Bulan Ramadhan
4. Hindari Buka Puasa di Luar
Tanpa disadari, buka puasa di luar dapat menjadi sumber pengeluaran terbesar selama Ramadhan. Bukan tanpa alasan, harga makanan di restoran cenderung lebih mahal dibandingkan dengan masak di rumah.
Namun, bukan berarti Anda tidak boleh berbuka di luar. Hal ini sah-sah saja asal tidak dilakukan terlalu sering. Untuk mencegah over budget, alokasikan anggaran untuk buka puasa maksimal 30 persen dari penghasilan bulanan.
Alternatif lainnya, Anda dapat buka bersama di rumah dengan metode potluck, di mana setiap orang membawa makanan sendiri. Dengan ini, kebersamaan tetap terjaga tanpa mengorbankan keuangan.
5. Cari Promo dan Diskon Lebaran
Terkadang, keinginan berbelanja tidak terbendung. Hal ini sangatlah wajar, mengingat banyak orang ingin tampil maksimal di hari raya. Tipsnya, Anda dapat memanfaatkan promo dan diskon untuk menghemat pengeluaran.
Sayangnya, promo dan diskon ibarat dua sisi mata pisau. Di satu sisi, Anda bisa mendapatkan barang dengan harga miring. Di sisi lain, ini bisa membuat Anda boros karena tergoda berbelanja.
Sebelum memanfaatkan promo, buatlah daftar belanja dan tentukan anggaran maksimal agar pengeluaran tetap terkendali.
Selain itu, bandingkan harga di beberapa toko atau platform e-commerce sebelum melakukan pembelian. Beberapa promo memang tampak menarik, tetapi terkadang ada biaya tambahan tersembunyi yang membuat harga akhirnya tidak jauh berbeda dengan harga normal.
6. Hentikan Kebiasaan Mengutang
Lonjakan kebutuhan di bulan Ramadhan kerap mendorong orang untuk berutang, baik menggunakan paylater, kartu kredit, atau pun pinjol (pinjaman online). Terlebih, pinjaman tersebut semakin mudah diakses dan prosesnya terhitung instan.
Sayangnya, kebiasaan ini dapat memberikan dampak negatif dalam jangka panjang. Berutang untuk hal yang konsumtif hanya akan menambah beban finansial dan menambah riba, apalagi jika pinjaman sudah menumpuk dan berbunga besar.
Bersihkan Hati, Jauhi Utang dengan FLIN
Lantas bagaimana jika sudah terlanjur terbebani dengan banyak pinjaman? Anda tidak perlu khawatir, selalu ada jalan keluar untuk semua permasalahan keuangan. Seperti FLIN, yang hadir sebagai solusi konsolidasi utang untuk membantu meringankan hidup Anda.
Apa itu konsolidasi utang?
Ini merupakan metode yang menggabungkan beberapa utang menjadi satu cicilan bulanan, dengan bunga lebih rendah dan tenor yang fleksibel.
Jika saat ini Anda memiliki pinjaman yang tersebar di KTA (Kredit Tanpa Agunan), kartu kredit, pinjaman online (pinjol), serta paylater berbunga tinggi, dengan nominal minimal Rp20 juta, memanfaatkan Program Dana Talangan dari FLIN akan menuntun Anda merdeka dari beban keuangan.
Ingin mengetahui bagaimana solusi terbaik untuk menyederhanakan pembayaran pinjaman Anda? Konsultasi GRATIS dengan tim profesional FLIN dan #AturUlangHidupmu sekarang!