Fenomena utang Gen Z, terutama dari layanan pinjaman online (pinjol) dan paylater, semakin mengkhawatirkan. 

Berdasarkan data OJK, hingga 2024, terdapat lebih dari 14 juta akun pinjol aktif yang sebagian besar diisi oleh pengguna berusia 19–34 tahun. 

Tak sedikit dari mereka yang akhirnya mengalami gagal bayar (galbay) karena tidak mampu melunasi utangnya tepat waktu. 

Lantas, kenapa Gen Z mudah terjebak utang? Dan apa solusi realistis yang bisa dilakukan?

Kenapa Gen Z Bisa Terlilit Utang?

Meski dikenal melek digital dan adaptif terhadap perubahan zaman, nyatanya banyak Gen Z yang rentan terjebak utang, terutama dari pinjaman online (pinjol) dan layanan paylater. 

Fenomena ini tak lepas dari gaya hidup yang konsumtif, minimnya literasi keuangan, serta tekanan sosial yang kerap tak terlihat. 

Sebelum membahas cara keluar dari jeratan utang, penting untuk memahami dulu akar masalahnya. Apa saja kebiasaan dan pola pikir yang membuat Gen Z mudah terjerat utang?

1. Kesulitan Mengontrol Gaya Hidup

Gen Z tumbuh di era digital yang penuh paparan akan tren gaya hidup konsumtif. Mulai dari kopi kekinian, fashion terbaru, hingga gadget canggih, semua terasa “harus dimiliki.”

Sayangnya, banyak yang membeli bukan karena butuh, melainkan karena takut tertinggal (FOMO). Akibatnya, pengeluaran sering kali melebihi pemasukan.

2. Tidak Memahami Prioritas

Banyak Gen Z belum memiliki pemahaman kuat soal perencanaan keuangan. Gaji habis di awal bulan untuk kebutuhan tersier.

Sementara itu, kebutuhan penting seperti tabungan darurat, asuransi, dan cicilan justru diabaikan. Tanpa prioritas yang jelas, utang pun dapat menumpuk.

3. Ketagihan Menggunakan Paylater atau Pinjol

Paylater dan pinjol menawarkan kemudahan tanpa jaminan. Sekali klik, dana langsung cair. 

Namun, kemudahan ini justru membuat banyak Gen Z terjebak pada kebiasaan buruk, yakni berutang demi memenuhi keinginan sesaat. 

Ketika jatuh tempo tiba, bunga yang tinggi pun menjadi beban besar. Jumlah cicilan yang harus dibayarkan setiap bulan akhirnya membengkak.

4. Tidak Bisa Lepas dari Kartu Kredit

Beberapa Gen Z mulai menggunakan kartu kredit terlalu dini tanpa memahami cara penggunaannya. Bukannya menjadi alat bantu finansial, kartu kredit justru jadi sumber utang baru karena tagihan minimum terus menggulung tanpa pelunasan total.

Rp
Rp
Kebutuhan dasar, pendidikan, dll
Rp
36 bulan
4.00%
Total Pinjaman
Rp 0
Angsuran Bulanan
Rp 0
Penghematan Pada Cicilan Per Bulan
Rp 0
Success Fee (Di Awal)
Rp 0
Kelayakan:
Menghitung kelayakan..
*Syarat dan ketentuan berlaku
×

Solusi Melunasi Utang untuk Gen Z

Meski begitu, bukan berarti gen z tidak dapat keluar dari permasalahan hutang. Agar bisa memulai hidup bebas pinjaman, langkah berikut bisa dilakukan.

1. Lakukan Rekapitulasi Utang

Buat daftar seluruh utang yang dimiliki: jumlah pinjaman, bunga, dan jatuh tempo. Data ini akan jadi fondasi utama untuk strategi pelunasan. 

Banyak orang merasa stres karena utangnya terasa “abstrak”, padahal begitu dicatat, semuanya lebih mudah diatasi secara rasional.

2. Tentukan Prioritas Pembayaran

Utang dengan bunga tertinggi atau tenggat paling dekat sebaiknya dilunasi lebih dulu. 

Jika Anda memiliki beberapa jenis utang, pisahkan antara yang bersifat konsumtif (seperti paylater) dan produktif. 

Fokuskan pembayaran pada utang konsumtif yang membebani arus kas bulanan.

3. Gunakan Metode Debt Snowball atau Avalanche

Untuk melunasi utang secara terstruktur, Gen Z bisa memilih antara dua metode populer: debt snowball atau debt avalanche

Metode snowball fokus pada pelunasan utang dengan nominal terkecil terlebih dahulu. Sementara itu, metode avalanche lebih memprioritaskan utang dengan bunga tertinggi agar jumlah cicilan bisa ditekan.

Baca Juga: Metode Avalanche vs Metode Snowball: Mana yang Lebih Baik untuk Melunasi Utang?

4. Lakukan Investasi Kecil untuk Bantu Bayar Utang

Jika masih ada sisa dana setelah kebutuhan pokok, pertimbangkan investasi kecil seperti reksa dana pasar uang atau obligasi ritel.Return-nya memang tidak besar, tapi bisa membantu menambah penghasilan untuk melunasi utang secara bertahap.

5. Tingkatkan Literasi Keuangan

Salah satu penyebab utang menumpuk adalah kurangnya pemahaman soal manajemen uang. 

Mulailah rutin membaca buku, mengikuti webinar, atau konten edukatif seputar keuangan. Pemahaman yang baik akan mencegah kamu jatuh ke lubang utang yang sama di masa depan.

6.  Ikuti Program Konsolidasi Utang

Jika tagihan utang sudah terlalu membengkak dan mendapatkan tekanan dari berbagai pihak, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. 

Salah satu opsi terbaik adalah mengikuti program konsolidasi utang seperti yang ditawarkan oleh FLIN. Program ini membantu menyatukan berbagai utang ke dalam satu pinjaman dengan bunga yang lebih ringan dan tenor lebih manusiawi. 

Ini artinya, Anda tidak perlu lagi pusing menghadapi banyak tagihan dari berbagai aplikasi atau lembaga yang berbeda.

Pendekatan ini cocok bagi Gen Z yang ingin keluar dari lingkaran galbay tanpa lari dari tanggung jawab.

Selama mengikuti Program Dana Talangan FLIN, Anda juga akan mendapatkan pendampingan dari tim profesional agar bisa memperoleh solusi finansial terbaik.

Bersama FLIN, Anda dapat menata ulang hidup dan memulai hidup bebas pinjaman seperti yang diidamkan.

Menjadi bagian dari era digital membuat gen Z rentan terlena akan godaan pinjaman online. Jika terlanjur terjebak dalam lilitan pinjaman, bukan berarti hidup Anda berakhir. 

Sebab, FLIN hadir sebagai solusi terbaik untuk membantu Anda mencapai masa depan finansial yang sehat. Ajukan konsultasi gratis dan rasakan manfaatnya sekarang!

Langkah bijak hari ini Untuk hidup yang lebih terkendali

Merdeka dari hutang bukan sekedar mimpi. Temukan solusi menyelesaikan hutang terbaik dengan FLIN dan #AturUlangHidupmu!

Ambil Langkah Pertama Menuju Hidup Bebas Utang