FLIN bukan pemberi pinjaman dan tidak menyediakan pinjaman baru. | FLIN hadir untuk membantu penyelesaian pinjaman yang sudah ada dengan institusi keuangan atau pemberi pinjaman.
Margin Call: Arti, Penyebab, dan Cara Menghindarinya

Margin Call: Arti, Penyebab, dan Cara Menghindarinya

Margin Call, Arti, Penyebab, dan Cara Menghindarinya

Dalam dunia trading, keuntungan besar hadir bersama risiko yang tak kalah besar. Dalam hal ini, margin call menjadi risiko yang paling ditakuti para trader

Margin call adalah situasi ketika broker meminta tambahan dana karena nilai ekuitas akun jatuh di bawah batas minimum. 

Agar Anda tidak kehilangan seluruh modal hanya karena salah langkah dalam mengelola leverage, Anda perlu memahami margin call dengan baik. 

Oleh karenanya, artikel ini akan mengupas tuntas konsep margin call, mulai dari pengertian, penyebab utama, hingga cara menghindarinya secara bijak.

Margin Call Adalah

Sebelum membahas risiko dan penyebabnya, Anda perlu memahami apa sebenarnya yang dimaksud dengan margin call demi menghindari kerugian yang besar di kemudian hari.

Arti Margin Call dalam Konteks Hutang Trading

Margin call adalah peringatan dari broker kepada trader ketika nilai ekuitas akun jatuh di bawah margin requirement atau batas minimum dana yang harus dijaga. 

Kondisi ini bisa terjadi karena kerugian dari posisi terbuka telah melebihi kemampuan modal trader. 

Dalam situasi ini, broker akan meminta tambahan dana agar posisi tidak ditutup secara otomatis. 

Jika trader tidak mampu memenuhi permintaan tersebut, broker berhak menutup posisi yang merugi. Langkah ini disebut juga dengan forced liquidation.

Hubungan Margin Call dengan Utang dan Leverage

Bicara soal margin call pastinya tak terlepas dari leverage atau daya ungkit.

Leverage adalah pinjaman yang diberikan broker agar trader bisa membuka posisi lebih besar dari modal sebenarnya. Ini dapat memperbesar keuntungan, tetapi juga menggandakan potensi kerugian.

Saat pasar bergerak berlawanan arah, kerugian akan menumpuk lebih cepat, dan di titik tertentu, broker akan mengeluarkan peringatan margin call. 

Dengan kata lain, semakin besar utang atau leverage, semakin tinggi pula risiko mengalami margin call.

Baca juga: Apa Itu Overleveraged: Risiko dalam Bisnis dan Trading Kripto

Penyebab Margin Call

Ada banyak faktor penyebab di balik terjadinya margin call. Berikut beberapa penyebab utama yang perlu Anda pahami agar bisa menghindarinya.

Hutang atau Leverage yang Terlalu Tinggi

Banyak trader tergoda memanfaatkan fasilitas pinjaman besar atau leverage demi mendapatkan keuntungan cepat. 

Namun jika hal ini dilakukan tanpa perhitungan matang, pergerakan kecil di pasar bisa langsung menggerus modal dan memicu margin call. 

Prinsip dasarnya, semakin tinggi leverage, semakin kecil ruang gerak sebelum kerugian mencapai batas margin.

Nilai Aset Turun di Bawah Batas Pinjaman

Ketika harga aset atau instrumen menurun drastis, nilai akun juga ikut berkurang. Jika penurunan tersebut melewati batas yang disyaratkan oleh broker, sistem akan otomatis memicu margin call. 

Situasi ini sering terjadi karena trader tidak menetapkan stop loss atau terlalu percaya diri bahwa harga akan segera berbalik arah.

Volatilitas Pasar dan Risiko Gagal Bayar

Kondisi pasar yang sangat fluktuatif juga dapat menyebabkan margin call, khususnya saat muncul berita ekonomi yang menggebrak atau gejolak politik global. 

Pergerakan harga yang tiba-tiba bisa membuat posisi terbuka kehilangan nilai dalam waktu singkat. Jika trader tidak siap menambah margin, risiko forced liquidation pun tidak bisa dihindari.

Baca juga: Bahaya Gali Lubang Tutup Lubang Pinjaman Online dan Solusi Mengatasinya

Dampak Margin Call bagi Trader

Bagi banyak trader, dampak dari margin call bisa meluas, mulai dari kerugian materi hingga tekanan emosional.

Kewajiban Menambah Dana atau Melunasi Hutang

Saat menerima margin call, trader diwajibkan untuk menambah dana agar posisi tetap terbuka. 

Jika tidak dilakukan, broker akan menutup posisi secara otomatis demi mencegah kerugian lebih besar. 

Dalam kasus ekstrem, kerugian bahkan bisa melebihi saldo akun, dan trader harus melunasi kekurangan tersebut layaknya membayar utang yang belum terbayar.

Risiko Forced Liquidation oleh Broker

Jika trader gagal menambah margin dalam waktu yang ditentukan, broker akan melakukan forced liquidation

Artinya, posisi yang merugi akan ditutup paksa tanpa seizin trader. Tindakan ini memang melindungi broker dari risiko gagal bayar.

Namun beda halnya dengan trader. Dampak dari forced liquidation bisa fatal, yakni seluruh modal bisa lenyap hanya dalam hitungan detik.

Efek Psikologis karena Tekanan Utang

Selain kerugian finansial, margin call juga bisa memicu tekanan psikologis berat. Rasa panik, stres, hingga rasa bersalah sering muncul saat kehilangan kontrol atas modal sendiri. 

Banyak trader yang justru membuat kesalahan lanjutan karena mencoba “balas dendam” dengan membuka posisi berisiko tinggi untuk menutup kerugian sebelumnya. 

Inilah mengapa disiplin dan ketenangan mental menjadi kunci utama dalam dunia trading ber-leverage.

Itulah pembahasan mengenai margin call. Untuk menghindarinya, Anda perlu memahami konsepnya dengan baik dan menerapkan manajemen risiko yang tepat. Dengan begitu, Anda dapat memperoleh keuntungan maksimal dengan meminimalisasi risiko yang ada. 

Intinya, investasi harus tapi jangan sampai tergerus karena utang ya. Ingat, menjaga cash flow adalah yang terpenting. Dalam hal ini, penting untuk menjaga agar keuangan sehat tanpa utang sama sekali.

Tapi, kehidupan kadang bisa berubah secepat itu. Terkadang kebutuhan mendadak bisa terjadi kapan saja. Sehingga, mau tak mau meminjam uang di pinjol sering menjadi solusi cepat yang kadang bisa membuat kelabakan. Jika terkena masalah utang yang menumpuk, konsultasikan dengan FLIN dan dapatkan solusi tenor fleksibel hingga 36 bulan dengan klik tombol di bawah!

Cari Artikel Di Sini