Istilah zombie company sering muncul dalam analisis bisnis dan ekonomi, terutama ketika membahas perusahaan yang terus beroperasi meski secara finansial sudah tidak sehat. Meski masih hidup “di luar”, kondisi internal perusahaan ini sebenarnya rapuh dan bergantung pada utang atau bantuan eksternal untuk bertahan.
Definisi Zombie Company
Zombie company adalah perusahaan yang masih beroperasi tetapi tidak mampu menghasilkan cukup laba untuk membayar bunga dari utang yang dimilikinya, apalagi melunasi pokok pinjaman.
Perusahaan ini bertahan bukan karena kinerja bisnis yang kuat, tetapi karena suntikan dana baru, pinjaman tambahan, atau kebijakan tertentu yang membuat mereka tetap berjalan sementara waktu.
Secara kasat mata, zombie company terlihat aktif — punya karyawan, kegiatan operasional, dan produk yang dijual. Namun secara finansial, mereka sebenarnya “hidup segan, mati tak mau”.
Ciri-Ciri Zombie Company
- Tidak mampu membayar bunga utang dari laba operasional
Laba perusahaan selalu lebih kecil dari beban bunga. - Ketergantungan tinggi pada pinjaman baru
Utang lama dibayar dengan utang baru. - Pertumbuhan bisnis stagnan atau menurun
Penjualan tidak menunjukkan perbaikan. - Arus kas negatif
Operasional bergantung pada pendanaan eksternal. - Biaya operasional tidak efisien
Tidak sanggup menyesuaikan struktur biaya dengan pendapatan. - Bergantung pada relaksasi kebijakan
Misalnya restrukturisasi massal atau subsidi tertentu.
Penyebab Terbentuknya Zombie Company
- Manajemen lemah dan tidak adaptif
- Terlalu agresif mengambil utang saat ekspansi
- Persaingan pasar yang semakin ketat
- Krisis ekonomi atau pandemi yang memukul permintaan
- Struktur biaya tinggi yang tidak bisa dikurangi
- Terperangkap dalam model bisnis tidak menguntungkan























