FLIN bukan pemberi pinjaman dan tidak menyediakan pinjaman baru. | FLIN hadir untuk membantu penyelesaian pinjaman yang sudah ada dengan institusi keuangan atau pemberi pinjaman.
Sandwich Generation: Pengertian, Dampak, dan Cara Keluarnya

Sandwich Generation: Pengertian, Dampak, dan Cara Keluarnya

Sandwich Generation Pengertian, Dampak, dan Cara Keluarnya

Istilah sandwich generation seringkali dikaitkan dengan sosok pemuda yang harus menghidupi banyak orang di dalam keluarganya. Ini benar, karena ini berkaitan dengan masalah pelik yang dihadapi oleh banyak orang di dunia, terutama di Indonesia.

Sebagai informasi, 77,8% populasi Indonesia didominasi oleh sandwich generation seperti dilansir dari infobanknews. Ini menjadi tolok ukur bahwa orang-orang di Indonesia mengalami masalah pelik, karena sebagian besar penghasilan yang mereka punya digunakan untuk mencukupi kebutuhan mereka.

Apa Itu Sandwich Generation?

Secara definisi sandwich generation berarti bahwa seseorang menanggung kebutuhan tiga generasi secara langsung, yaitu anak-anak, diri mereka sendiri dan orang tua. Itulah kenapa disebut sandwich karena, pihak yang membiayai terhimpit diantara dua bagian layaknya roti.

Istilah ini dipopulerkan oleh Dorothy A. Miller seorang profesor yang berasal dari Universitas Kentucky yang ia tulis dalam bukunya berjudul Social Work. Tentunya ini menjadi sebuah hal lazim yang juga terjadi di luar negeri.

Baca Juga: Apakah Utang Bisa Diwariskan?

Sandwich Generation di Indonesia

Fenomena sandwich generation semakin nyata di Indonesia, terutama karena faktor ekonomi dan budaya. Rasio ketergantungan (dependency ratio) penduduk non-produktif terhadap usia produktif diperkirakan naik signifikan. 

Masalah ini terasa pelik. Kenapa? Karena budaya ketimuran yang masih diusung oleh masyarakat Indonesia menganggap bahwa setiap orang perlu membiayai keluarga mereka. Ini tentunya menjadi sebuah potret kehidupan yang turut membebani banyak orang.

Sandwich Generation dalam Perspektif Islam

Dalam ajaran Islam, membantu orang tua adalah kewajiban yang sangat ditekankan, namun bukan berarti anak harus memaksakan risiko finansial yang besar di luar kemampuannya. 

Generasi sandwich harus menyeimbangkan antara kewajiban bakti kepada orang tua dan tanggung jawab terhadap dirinya sendiri.

Sementara itu, penting juga menetapkan batasan. Misalnya, jika beban memberi sudah mulai membahayakan stabilitas finansial dan kesehatan mental Anda, maka perlu komunikasi terbuka dengan keluarga. 

Pada intinya, jangan sampai rasa tanggung jawab berubah jadi beban yang menghancurkan.

Dampak Sandwich Generation terhadap Kehidupan

Berikut adalah dampak sandwich generation terhadap kehidupan:

1. Tekanan finansial & meningkatnya utang

Beban memberi untuk orang tua sekaligus menyiapkan masa depan sendiri sangat mungkin meningkatkan tekanan finansial. 

Banyak generasi sandwich yang kehabisan ruang untuk menabung karena penghasilan habis untuk kebutuhan keluarga. Akibatnya, risiko utang pun meningkat, terutama bila harus mencari pinjaman untuk menutup kewajiban.

2. Stres, burnout, dan beban mental

Tanggung jawab ganda ini tak hanya menyentuh sisi finansial, tetapi juga emosional. Perasaan tertekan, stres berkepanjangan, hingga burnout adalah dampak nyata dari beban generasi sandwich. 

Bahkan dalam penelitian akademik disebutkan bahwa beban emosional dan fisik bisa sangat berat bagi individu yang berperan sebagai “inti sandwich.”

3. Terhambatnya Persiapan Masa Depan Pribadi

Karena sebagian besar penghasilan diarahkan untuk kebutuhan orang tua atau saudara, generasi sandwich sering kesulitan mempersiapkan masa depan sendiri seperti menabung untuk pensiun, investasi, atau membangun dana darurat. 

Di sisi lain, Survei dari Tirto mencatat bahwa 40% di antara mereka tidak punya dana darurat sama sekali dan mengaku perlu mengubah gaya hidup untuk mengelola beban keuangan yang dihadapi.

Cara Keluar dari Sandwich Generation

Kendati demikian, ada beberapa cara agar Anda bisa keluar dari sandwich generation:

1. Membuat anggaran keuangan keluarga yang realistis

Langkah pertama adalah menyusun anggaran bulanan yang mencakup semua kewajiban, termasuk untuk dukungan untuk orang tua, tabungan pribadi, dan pengeluaran rutin. 

Dengan anggaran yang jelas, Anda bisa menentukan seberapa besar kontribusi yang bisa diberikan tanpa mengorbankan stabilitas keuangan Anda sendiri.

2. Mengajak keluarga berbagi tanggung jawab finansial

Komunikasi sangat penting, coba bicarakan kondisi keuangan Anda secara terbuka dengan orang tua atau saudara lain. Jelaskan batas kemampuan Anda agar tidak menanggung beban sendirian. 

Jika memungkinkan, usulkan agar anggota keluarga lain ikut berkontribusi sesuai kemampuan, bukan hanya satu orang yang memikul semua tanggung jawab.

3. Membangun dana darurat dan punya asuransi

Mengingat beban yang tinggi, sangat krusial memiliki dana darurat. Idealnya, dana darurat bisa mencakup 3–6 bulan pengeluaran. 

Selain itu, pertimbangkan proteksi seperti asuransi kesehatan atau asuransi jiwa agar apabila terjadi risiko di masa depan (penyakit, kecelakaan), Anda atau keluarga tidak terbebani secara finansial berat.

4. Mencari penghasilan tambahan atau peluang baru

Jika beban keuangan sudah terlalu besar, mencari penghasilan tambahan bisa jadi solusi. Misalnya dengan pekerjaan sampingan, bisnis kecil, atau investasi dengan risiko terukur. Penghasilan tambahan ini bisa membantu meringankan kontribusi tanpa menguras tabungan utama Anda.

5. Membangun literasi keuangan keluarga agar tidak terulang

Ajak anggota keluarga (orang tua, saudara) untuk ikut belajar tentang keuangan, seperti pentingnya menabung, berinvestasi, dan merencanakan masa depan. Semakin banyak orang memahami kondisi keuangan keluarga, semakin besar kemungkinan beban akan ditanggung secara lebih adil dan berkelanjutan.

Baca Juga: Cara dan Tips Hidup Hemat agar Keuangan Lebih Terkontrol

Jika Anda termasuk sandwich generation, tetap semangat. Ingat, ini bukan sebuah kesulitan melainkan anugerah kehidupan yang dapat membuat Anda meraih hal yang lebih baik di masa yang akan datang.

Yang terpenting, Anda perlu mengatur keuangan dengan baik agar tetap terkontrol dan jauh dari utang. Jika terkena utang, FLIN siap membantu Anda dengan solusi yang ada.

FLIN siap membantu Anda #AturUlangHidupmu agar bisa keluar dari lingkaran sandwich generation dan kembali fokus membangun masa depan yang lebih tenang dan terarah.

Yuk, konsultasi masalah keuangan Anda bersama FLIN dengan cara klik di bawah ini!

Cari Artikel Di Sini