Dalam dunia bisnis, menjaga arus kas tetap sehat adalah kunci utama keberlangsungan usaha.
Namun, tak jarang perusahaan harus menunggu berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan untuk menerima pembayaran dari pelanggan.
Di sinilah anjak piutang hadir sebagai solusi finansial yang praktis. Anjak piutang adalah metode pendanaan yang memungkinkan perusahaan mendapatkan dana segar dengan mengalihkan tagihan piutangnya kepada pihak ketiga.
Bagi Anda yang belum familiar, mari pahami lebih dalam apa itu anjak piutang, dasar hukumnya, hingga manfaat dan jenis-jenisnya agar bisa dimanfaatkan secara optimal dalam strategi keuangan bisnis.
Apa itu Anjak Piutang?
Menurut Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988, anjak pitung adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian dan/atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi dalam atau luar negeri.
Dalam hal ini, anjak piutang memungkinkan perusahaan mendapatkan dana tunai lebih cepat tanpa harus menunggu jatuh tempo pembayaran dari pelanggan.
Layanan ini kerap dimanfaatkan oleh bisnis yang memiliki siklus kas panjang atau membutuhkan likuiditas tambahan untuk memenuhi kebutuhan operasional.
Namun demikian, perlu diperhatikan bahwa terdapat biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan saat memanfaatkan layanan anjak piutang.
Dasar Hukum Anjak Piutang
Di Indonesia, segala ketentuan mengenai anjak piutang diatur dan dilindungi hukum perdata. Dasar hukumnya tertuang pada Pasal 2 Keputusan Presiden No. 61 Tahun 1988. Landasan hukumnya diperkuat oleh Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 1251/KMK.013/1988 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan.
Lebih lanjut, kekuatan hukum anjak piutang juga didukung oleh peraturan-peraturan berikut ini.
- Pasal 6 Huruf I UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.
- Keputusan Presiden No. 81 Tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan.
- Keputusan Menteri Keuangan No. 468/KMK.017/1995 tentang Penentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan.
- Peraturan Menteri Keuangan No. 84/PMK.012/2006 tentang Perusahaan Pembiayaan.
- Peraturan Presiden No. 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan.
Baca juga : Bahaya Gali Lubang Tutup Lubang dalam Piutang dan Cara Mengatasinya
Perbedaan Anjak Piutang dan Pembayaran Piutang
Anjak piutang dan pembayaran piutang sama-sama berperan untuk membantu memperlancar arus kas perusahaan. Namun pada praktiknya, kedua layanan ini memiliki perbedaan.
Perbedaan utamanya terlihat pada arah aliran uang. Seperti diketahui bersama, dalam anjak piutang, perusahaan atau individu memperoleh uang tunai segera dari perusahaan pemberi layanan.
Lebih lanjut, anjak piutang melibatkan penjualan piutang ke pihak ketiga dan terdapat biaya tambahan berupa fee dan bunga.
Sementara itu, dalam pembayaran piutang, uang masuk ke perusahaan dari pelanggan atau debitur. Sumbernya juga berasal dari hasil penjualan produk atau layanan.
Manfaat Anjak Piutang
Anjak piutang bukan hanya soal mempercepat arus kas. Berikut beberapa manfaat penting lainnya:
Menjaga Arus Kas
Dalam bisnis, arus kas ibarat darah yang menjaga seluruh aktivitas tetap berjalan.
Melalui anjak piutang, perusahaan bisa mendapatkan pencairan dana lebih cepat dari piutang yang seharusnya baru cair 30–90 hari ke depan.
Artinya, likuiditas tetap terjaga tanpa harus menunggu pelanggan melakukan pembayaran.
Ini sangat membantu perusahaan yang memiliki kebutuhan dana rutin seperti membayar gaji karyawan, membeli bahan baku, atau menutup pengeluaran operasional lainnya.
Mengurangi Risiko Gagal Bayar
Pada jenis anjak piutang tanpa tanggungan (non-recourse factoring), risiko gagal bayar akibat pelanggan wanprestasi sepenuhnya ditanggung oleh perusahaan anjak piutang.
Ini berarti, jika pelanggan tidak mampu membayar tagihannya, perusahaan tidak perlu menanggung kerugian.
Manfaat ini sangat berharga bagi perusahaan yang memiliki banyak piutang dari pelanggan dengan profil risiko yang tidak seragam atau berpotensi bermasalah.
Efisiensi Operasional
Dengan menjual piutang ke pihak ketiga, perusahaan tidak lagi perlu mengelola proses penagihan secara mandiri.
Proses penagihan, pengecekan kelayakan kredit pelanggan, hingga administrasi pembayaran akan diambil alih oleh perusahaan anjak piutang.
Hal ini membuat tim internal bisa lebih fokus pada pengembangan bisnis utama, alih-alih terbebani oleh tugas administratif yang menyita waktu dan tenaga.
Fleksibilitas Keuangan
Dana segar yang diperoleh dari anjak piutang bisa digunakan dengan fleksibel sesuai kebutuhan bisnis.
Perusahaan bisa menggunakannya untuk memperbesar kapasitas produksi, membuka cabang baru, membeli bahan baku dalam jumlah besar, hingga merespons peluang bisnis yang muncul secara tiba-tiba.
Dibandingkan mengambil pinjaman konvensional yang prosesnya lebih panjang dan memerlukan agunan, anjak piutang menawarkan kemudahan dengan leverage dari aset piutang yang sudah dimiliki.
Meningkatkan Perencanaan Keuangan
Ketika arus kas menjadi lebih stabil dan dapat diprediksi, perusahaan dapat menyusun rencana keuangan jangka pendek maupun menengah dengan lebih akurat.
Misalnya, bisa memproyeksikan kebutuhan modal kerja, menyusun anggaran produksi, atau merancang strategi ekspansi yang realistis.
Hal ini mendukung pengambilan keputusan yang lebih terukur dan minim risiko, karena didasarkan pada posisi kas yang solid.
Baca juga : Bahaya Gali Lubang Tutup Lubang dalam Piutang dan Cara Mengatasinya
Jenis Anjak Piutang
Anjak piutang dapat diklasifikasikan dalam beberapa kategori, tergantung pada cakupan layanan, jenis perjanjian, serta siapa yang menanggung risiko jika piutang tidak dibayar. Berikut penjelasannya:
Berdasarkan Cakupan Layanan
Jenis anjak piutang ini dibedakan dari seberapa luas layanan yang diberikan oleh perusahaan pembiayaan:
1. Full Service Factoring
Merupakan jenis layanan paling lengkap, di mana perusahaan anjak piutang tidak hanya memberikan pendanaan, tetapi juga menangani manajemen piutang secara keseluruhan.
Mulai dari administrasi penjualan, penagihan, hingga analisis risiko kredit pelanggan, semua dikelola oleh pihak ketiga, sehingga perusahaan dapat fokus pada pengembangan bisnis inti.
2. Bulk Factoring
Jenis piutang ini hanya mencakup pemberian dana dan pengingat kepada pelanggan saat jatuh tempo mendekat.
Namun, tanggung jawab administratif seperti pencatatan, pengelolaan risiko, maupun proses penagihan tetap berada di tangan perusahaan penjual piutang.
3. Maturity Factoring
Digunakan ketika piutang jatuh tempo sulit ditagih, biasanya karena keterlambatan pembayaran yang berulang.
Dalam skema ini, perusahaan anjak piutang mengambil alih proses penagihan dari pihak debitur, sehingga beban perusahaan dalam mengejar pembayaran menjadi lebih ringan.
4. Finance Factoring
Jenis anjak piutang ini menyediakan dana tunai untuk piutang yang belum jatuh tempo.
Namun, perusahaan tetap harus bertanggung jawab atas pembukuan dan penagihan piutang, serta menanggung risiko jika piutang tersebut tidak tertagih.
Berdasarkan Perjanjian
Dari sisi transparansi atau keterlibatan pihak debitur, anjak piutang dibedakan menjadi dua tipe:
1. Disclosed Factoring
Dalam skema ini, pelanggan atau debitur diberitahu bahwa piutangnya telah dialihkan kepada perusahaan anjak piutang.
Biasanya, informasi ini tercantum jelas dalam dokumen faktur. Setelah piutang jatuh tempo, perusahaan anjak piutang berhak menagih langsung kepada debitur.
2. Undisclosed Factoring
Kebalikan dari disclosed, jenis ini memungkinkan pengalihan piutang dilakukan tanpa pemberitahuan kepada debitur.
Debitur tetap melakukan pembayaran seperti biasa kepada perusahaan asal.
Namun, skema ini hanya berlaku selama tidak ada pelanggaran perjanjian atau risiko tambahan yang membahayakan perusahaan anjak piutang.
Berdasarkan Penanggung Risiko
Kategori ini menekankan pada siapa yang menanggung kerugian bila debitur tidak membayar piutang.
1. With Recourse Factoring
Dalam jenis ini, jika terjadi gagal bayar oleh debitur, perusahaan anjak piutang akan mengembalikan tanggung jawab penagihan kepada klien.
Jadi, risiko tetap berada di tangan perusahaan yang menjual piutang, meskipun sudah menerima dana sebelumnya.
2. Without Recourse Factoring
Sebaliknya, dalam skema ini seluruh risiko kredit dialihkan ke perusahaan anjak piutang. Bila debitur gagal bayar, perusahaan asal tidak perlu menanggung kerugiannya.
Namun, umumnya jenis ini hanya diberikan kepada perusahaan dengan portofolio piutang yang dinilai berkualitas dan minim risiko.
Metode Perhitungan Anjak Piutang
Dalam kerja sama anjak piutang, perusahaan tidak hanya menerima pendanaan, tetapi juga harus memahami skema biaya yang dikenakan.
Biaya ini dihitung berdasarkan kesepakatan awal antara perusahaan dan penyedia jasa factoring.
Secara umum, terdapat dua metode utama yang digunakan untuk menghitung biaya layanan anjak piutang, yaitu service fee dan discount charge.
Service Fee
Metode ini mengenakan biaya jasa secara rutin kepada perusahaan yang menggunakan layanan anjak piutang.
Biaya tersebut dibayarkan secara berkala, misalnya bulanan atau per periode tertentu, selama kerjasama berlangsung.
Service fee biasanya diterapkan pada skema seperti agency factoring, di mana penyedia jasa hanya menangani sebagian fungsi tertentu, seperti pengingat jatuh tempo atau verifikasi kredit, namun tidak membeli piutang secara langsung.
Discount Charge
Berbeda dari service fee yang dibayarkan secara terpisah, metode ini menghitung biaya langsung dari nilai piutang yang dicairkan.
Perusahaan factoring akan memotong sejumlah persentase tertentu dari nominal piutang sebagai bentuk imbalan jasa mereka.
Ini adalah metode yang umum digunakan dalam skema full factoring, di mana perusahaan anjak piutang langsung membeli piutang dan menanggung sebagian atau seluruh risikonya.
Contohnya, perusahaan Anda memiliki piutang sebesar Rp100 juta dan menyepakati discount charge sebesar 10%.
Maka, dari total piutang tersebut, perusahaan anjak piutang akan langsung memotong Rp10 juta sebagai biaya, dan mencairkan sisanya, yaitu Rp90 juta, ke rekening perusahaan Anda.
Demikianlah penjelasan mengenai anjak piutang. Ini dapat menjadi solusi keuangan yang relevan bagi bisnis yang mengandalkan transaksi kredit.
Dengan memahami jenis-jenis dan mekanismenya, perusahaan dapat menggunakan layanan ini secara strategis untuk menjaga kestabilan arus kas dan mempercepat pertumbuhan usaha.