Dalam kehidupan, kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Sakit, kehilangan pekerjaan, atau kendaraan rusak bisa saja terjadi tanpa diduga. 

Nah, di sinilah dana darurat atau emergency fund dibutuhkan. Kehadirannya membantu menjaga kestabilan keuangan sehingga Anda tidak bingung saat menghadapi hal tidak terduga.

Namun, apa sebenarnya dana darurat itu, dan bagaimana cara membangunnya?

Apa itu Dana Darurat?

Dana darurat adalah sejumlah uang yang disisihkan khusus untuk menghadapi situasi tak terduga seperti sakit, kehilangan pekerjaan, bencana alam, atau kerusakan kendaraan yang bisa mengganggu kondisi finansial. 

Dana ini berfungsi sebagai jaring pengaman agar Anda tidak perlu berutang, menjual aset pribadi, atau mengorbankan kebutuhan lain saat mengalami kondisi mendesak.

Idealnya, dana darurat harus mudah diakses, seperti di tabungan atau rekening yang bisa diambil kapan saja.

Hindari menyimpan dana darurat di instrumen investasi seperti saham atau reksa dana karena sifatnya yang tidak stabil dan sulit dicairkan dengan cepat. 

Saham dan reksa dana memiliki risiko fluktuasi harga yang tinggi, sehingga nilai dana bisa turun saat dibutuhkan dan menyebabkan kerugian. 

Selain itu, proses pencairannya memerlukan waktu beberapa hari, yang tidak ideal dalam keadaan darurat. 

Penting juga untuk memisahkannya dari uang sehari-hari agar tidak terpakai untuk kebutuhan yang tidak mendesak.

Seberapa Penting Memiliki Dana Darurat? 

Dana darurat adalah salah satu pilar utama dalam perencanaan keuangan yang sehat karena memiliki peran sebagai berikut:

1. Melindungi dari Risiko Kehilangan Penghasilan

Kehilangan pekerjaan bisa dialami siapa saja dan kapan saja. Tanpa dana cadangan, situasi ini bisa menyebabkan krisis finansial yang berat. 

Dalam hal ini, dana darurat akan membantu Anda untuk tetap bisa memenuhi kebutuhan dasar seperti biaya makan, sewa rumah, dan tagihan bulanan hingga mendapatkan pekerjaan baru. 

Dengan memiliki dana darurat, Anda dapat tetap fokus mencari peluang baru tanpa harus terburu-buru menerima pekerjaan yang kurang sesuai hanya karena tekanan finansial.

2. Menghindari Utang

Ketika menghadapi kebutuhan mendadak, banyak orang terpaksa mengandalkan kartu kredit, pinjaman online (pinjol), atau bahkan menjual aset dengan harga murah. 

Semua opsi ini bisa berdampak buruk pada kesehatan finansial jangka panjang.

Utang berbunga tinggi, terutama dari kartu kredit atau pinjaman cepat, bisa menumpuk dan semakin sulit dilunasi. 

Dengan memiliki dana darurat, Anda dapat membayar kebutuhan mendesak tanpa harus berutang, sehingga kondisi keuangan tetap stabil tanpa beban dari bunga dan cicilan.

3. Memberikan Keamanan Finansial dalam Situasi Krisis

Dalam hidup, ada banyak hal yang tidak bisa diprediksi, seperti pandemi, resesi ekonomi, atau bencana alam. 

Krisis seperti ini bisa berdampak besar pada stabilitas finansial seseorang, bahkan bagi mereka yang memiliki pekerjaan atau bisnis yang stabil. 

Dana darurat berperan sebagai jaring pengaman yang memungkinkan Anda tetap bertahan tanpa harus mengambil langkah ekstrem, seperti menjual aset atau berutang dalam jumlah besar. 

Dengan adanya dana darurat, kondisi finansial Anda tetap stabil dalam situasi yang mengguncang ekonomi pribadi maupun global.

4. Mendukung Keuangan yang Lebih Sehat

Seseorang yang memiliki dana darurat dapat lebih fokus dalam merencanakan keuangan jangka panjang tanpa harus khawatir terhadap kejadian tak terduga. 

Ketika tidak ada cadangan uang, rencana menabung, berinvestasi, atau mencapai tujuan keuangan lainnya bisa terganggu karena harus dialihkan untuk mengatasi keadaan darurat. 

Dana darurat membantu alokasi keuangan menjadi lebih terstruktur dan stabil, sehingga tujuan jangka panjang seperti membeli rumah, menabung untuk pendidikan anak, atau pensiun bisa tetap berjalan sesuai rencana.

5. Memberikan Ketenangan Pikiran

Salah satu manfaat terbesar dari memiliki dana darurat adalah ketenangan pikiran. 

Tidak ada yang tahu kapan akan menghadapi kondisi darurat, tetapi dana darurat memberikan rasa aman karena tahu bahwa ada solusi finansial yang bisa diandalkan. 

Ini juga mengurangi stres dan tekanan, terutama bagi Anda yang memiliki tanggungan keluarga atau kewajiban finansial lainnya. 

Baca Juga: 13 Cara Manajemen Keuangan Pribadi Paling Lengkap

Berapa Besaran Dana Darurat yang Ideal? 

Pertanyaannya, berapa banyak dana darurat yang harus kita kumpulkan? Hal ini tergantung tergantung pada beberapa faktor seperti status pekerjaan, jumlah tanggungan, dan besaran pengeluaran bulanan.

Besaran dana darurat dihitung berdasarkan jumlah pengeluaran bulanan dan dikalikan dengan jumlah bulan yang disarankan sesuai dengan kondisi keuangan dan tanggungan seseorang.

Dana Darurat = Pengeluaran Bulanan × Jumlah Bulan yang Direkomendasikan

Misalnya, pengeluaran bulanan seseorang adalah Rp5 juta dan ia masih lajang, maka dana daruratnya berkisar antara:

Rp5.000.000 × 3 = Rp15.000.000 (minimum)

Rp5.000.000 × 6 = Rp30.000.000 (maksimum)

Sebagai panduan, berikut ini rekomendasi besaran dana darurat yang ideal berdasarkan kondisi setiap individu.

KondisiJumlah Dana Darurat yang DisarankanAlasan
Lajang (belum menikah)3-6 kali pengeluaran bulananTidak memiliki tanggungan, lebih fleksibel dalam menyesuaikan pengeluaran
Menikah tanpa anak6-9 kali pengeluaran bulananLebih banyak kebutuhan bersama pasangan, harus siap menghadapi kondisi darurat berdua
Menikah dengan anak9-12 kali pengeluaran bulananAda tanggungan anak yang membutuhkan biaya tambahan seperti pendidikan dan kesehatan
Freelancer/pekerja lepas9–12 kali pengeluaran bulananPendapatan tidak tetap, harus memiliki cadangan lebih besar jika terjadi penurunan pemasukan
Pensiunan12–24 kali pengeluaran bulananTidak memiliki penghasilan tetap, dana cadangan harus cukup besar untuk menutupi kebutuhan hidup

Cara Membangun Dana Darurat

Dana darurat harus dipersiapkan sedini mungkin karena Anda tidak tahu kapan situasi tidak terduga menimpa Anda.

Jumlahnya yang cukup besar juga membuat Anda harus menabung sejak awal agar bisa segera terkumpul dan mencapai target.

Cara membangun dana darurat pada dasarnya mirip dengan cara menabung biasa. Bedanya, dana ini harus disimpan untuk keperluan jangka panjang.

Anda bisa melakukan hal-hal berikut ini untuk membangun dana darurat:

  1. Tentukan besaran dana: Mulailah dengan menentukan jumlah dana darurat yang ideal sesuai dengan kondisi Anda. 
  2. Tabung secara rutin: Sisihkan 10% dari penghasilan setiap bulan dan pisahkan dari rekening harian agar tidak tercampur dengan kebutuhan lain. 
  3. Simpan dalam instrumen yang aman dan likuid: Pisahkan dana darurat dari instrumen investasi yang sulit dicairkan seperti saham atau deposito jangka panjang. Sebagai gantinya, pilih tabungan biasa untuk menyimpan dana darurat.
  4. Perhatikan inflasi: Namun, Anda juga bisa menyimpannya dalam reksa dana pasar uang agar nilai uang yang disimpan mengikuti laju inflasi.
  5. Prioritaskan menabung dana darurat: Sebelum Anda menabung untuk tujuan finansial lain, sebaiknya prioritaskan dulu untuk mengumpulkan dana darurat. Tambahkan dana saat mendapat penghasilan ekstra dan hindari utang konsumtif yang tidak mendesak. 
  6. Evaluasi: Lakukan evaluasi berkala untuk menyesuaikan jumlahnya dengan kebutuhan. Dengan dana darurat yang cukup, kondisi finansial akan lebih stabil dan aman.

Membangun dana darurat adalah langkah penting dalam menjaga kestabilan finansial di tengah ketidakpastian. Dengan strategi membangun dana darurat yang efektif dan disiplin, dana darurat akan memberikan perlindungan finansial yang lebih baik di masa depan.

Ambil Langkah Pertama Menuju Hidup Bebas Utang

Pengelolaan pinjaman demi masa depan yang tenang bisa terselesaikan dengan mudah dan aman bersama FLIN

Ambil Langkah Pertama Menuju Hidup Bebas Utang